Tulisan yang sama dimuat di:
http://community.kompas.com/read/artikel/2289
Pesawat baru saja mendarat. Lampu Tanda gambar kencangkan sabuk pengaman kursi di atas masih menyala. Suasana sepi, kecuali bunyi pesawat yang perlahan mereda. Tiba tiba suara kapten yang empuk terdengar: “Cabin Crew…” rupanya memanggil semua anggota kabin (pramugara dan pramugari ) pesawat untuk mempersiapkan penumpang keluar pesawat. Lampu bergambar tali pengaman masih menyala beberapa saat lagi. Tapi entah salah dengar, entah para penumpang pesawat merasa merekalah para pramugara dan pramugari, mereka serentak berdiri, tanpa mempedulikan sebenarnya belum waktunya untuk melepaskan sabuk pengaman dan berdiri…
Kelakuan sembrono seperti ini bukan satu satunya yang terjadi menjelang naik pesawat, di pesawat, maupun ketika turun. Banyak hal norak yang dilakukan para penumpang tanpa mengindahkan keselamatan, ketertiban dan etika publik.
Bepergian dengan pesawat masih di anggap sebagai kemewahan. Siapa yang bisa menikmati kemewahan? Orang orang yang secara materi mampu, yang tentu saja seharusnya juga mampu membayar untuk menjadi terdidik. Tetapi kebanyakan dari sikap mereka di pesawat, tidak mencerminkan intelektual, etika dan pertimbangan keselamatan.
Antri dong!
Mari kita mulai dengan antrian masuk. Sebelum masuk pesawat, biasanya terdengarlah suara merdu pengumuman yang meminta para penumpang dengan nomer duduk tertentu untuk masuk pesawat terlebih dahulu. Tentu saja ada alasannya. Para penumpang bisnis tentu karena mereka membayar lebih. Para penumpang dengan nomer duduk besar biasanya terletak paling belakang dekat ekor pesawat. Logis kan, kalau mereka di panggil duluan? Yang repotnya, penumpang bernomor kecil juga ngotot ikut masuk, tak peduli dan mendadak linglung dengan bunyi pengumuman. Yang terjadi adalah kemacetan yang tak perlu dimana penumpang yang akan ke kursi belakang mesti menunggu penumpang garis tengah atau depan bebenah peralatan lenong mereka. Efficiency waktu terganggu secara tidak perlu.
Hand phone
Kecintaan kita pada satu barang itu memang rada rada mengerikan. Kelakuan kita sebagai penumpang pesawat bisa sangat keterlaluan dalam hal handphone, pda, blackberry dan semua gadget yang berhubungan dengan komunikasi. Jelas jelas sudah ada pengumuman “…matikan seluruh alat komunikasi Anda karena dapat mengganggu…”, eh kelihatannya para pengguna ini mendadak jadi tuli tak mengindahkan pengumuman, padahal kedengarannya pembicaraan tak penting deh. “Iya nih say, pesawatnya udah mau take off…” “Kalo ada yang cari bilangin aku lagi ke luar negeri ya!” Mana tahaaan.. kalau sudah begitu saya sering geregetan dan menghayal menjadi pramugari yang kasih announcement. Pasti saya akan bilang: “helo para penumpang, pasti ngerti dong, kalo saya bilang mati-in handphone nya, ya mati-in dong. Gak usah belagak pilon!”.
Kelakuan kita sebagai penumpang juga begitu waktu pesawat mendarat. Baru aja ban pesawat menyentuh tanah, eh udah banyak kedengeran suara tatat tutut, musik, dan klak klik orang membuka handphone dan pda nya. Maksudnya apa sih? Memangnya gatel apa ya kalau nunggu sampai keluar dari pesawat untuk menelpon?
Keselamatan
Mengakulah. Berapa banyak dari Anda yang memperhatikan pengumuman cara-cara keselamatan di pesawat? Paling banter Anda yang baru pertama kali naik pesawat. Atau para lelaki yang senang melihat peragaan keselamatan dari para pramugari cantik, tapi tak ingat apa isi peragaannya. Selebihnya mungkin akan berkata, ‘ah udah tahu kok. Ini kan bukan pertama kalinya aku naik pesawat’. Ya, memang sih, kalau Anda keseringan naik pesawat, mungkin Anda bosan dengan pengumuman yang itu lagi itu lagi. Maskapai penerbangan yang funky seperti Virgin Atlantic punya cara cara yang jitu dan tak biasa untuk membuat penumpangnya menaruh perhatian terhadap pengumuman keselamatan di awal penerbangan. Tapi kalaupun tak ada yang seperti Virgin Atlantic, nikmati saja dan sadarilah, semakin hapal Anda pada langkah langkah keselamatan di pesawat, semakin siap Anda bila situasi darurat disana terjadi dan semakin besar kemungkinan Anda Selamat. Banyak pula dari penumpang yang ajaib dan keras kepala ketika diingatkan untuk tetap di tempat, dan kencangkan sabuk pengaman bila ada turbulence. Ini disebabkan tingkat kesadaran kita terhadap keselamatan secara umum masih parah. Jangan gitu dong Friends, siapa sih yang mau jaga keselamatan kita selain kita sendiri?
Majalah
Nah ini untuk yang hobi baca, biasanya melihat banyaknya majalah yang di display di dinding sekat dekat lavatory, banyak yang lantas jadi kalap. Alih alih mengambil satu atau dua majalah, dirauplah semua majalah yang ada di display. Perkara suka atau tidak urusan belakang, jangan sampai keduluan. Tinggallah penumpang lain yang gigit jari melihat tempat majalah sudah kosong.
Masih mendingan kalau setelah baca, majalah itu di kembalikan ke tempatnya supaya penumpang lain bisa menarik manfaatnya. Saking ogah rugi nya merasa sudah bayar tiket pesawat, lebih sering majalah diam diam sudah masuk ke tas mereka, dan raib selamanya dari pesawat. Kalau di lihat sih, penumpang yang membaca Time, Business Week, Forbes, etc seharusnya penumpang yang intelek yang tidak norak norak banget sama majalah begituan, gengsi dong kalau harus ngembat, harganya kan gak seberapa gitu loh!
Toilet
Untuk penerbangan beberapa jam sih mungkin kekurang ajaran penumpang tidak terlalu kelihatan. Tapi bayangkan kalau Anda harus terbang dari Jakarta ke Seoul atau San Francisco, pasti terasa tersiksanya kalau terpaksa harus masuk ke toilet super sempit yang bau nya minta ampun karena tetangga baru saja melancarkan serangan berbau jengkol di tempat yang sama. Belum lagi kalau sisa sisa koktail kuningnya masih tertinggal disana untuk Anda membereskan nya. Hiii! Saya sering enggak ngerti apa yang ada dalam pikiran orang orang seperti ini. Apa balas dendam karena mereka sering menemukan hal yang sama? Atau sama sekali tak peduli akibat nya terhadap orang lain?
Sebagai penggemar setia toilet, saya pasti akan selalu cek dan re-cek sebelum keluar dari tempat keramat itu. Masih bau kah? Masih ada yang tercecer-cecerkah? Kalau bukan kita, siapa lagi sih yang mau memelihara kebersihan di tempat keramat itu? Tidak ada tukang bersih WC yang di bayar untuk bepergian di udara khusus untuk bersihkan WC. Dan kasihanilah para pramugari cantik itu, kalau mereka mesti bau jengkol setelah membersihkan sisa sisa perjuangan Anda di toilet…
Tetangga dari neraka
Pernah kah Anda satu pesawat, duduk dibarisan yang sama dengan seorang penumpang utusan neraka? Well, sebenernya bukan juga utusan neraka, tapi orang itu membuat kenyamanan Anda terasa seperti di neraka. (MEmangnya pernah kesana apa?). Apa sih sebenarnya ciri ciri dan contoh penumpang utusan neraka?
Mari kita mulai dengan para penumpang yang bermasalah dengan bau badan dan bau kaki. Kurang sadar diri membuat mereka pede saja dan tidak merasa bau badan atau kaki mereka merangsang penumpang lain untuk muntah, atau pusing.
Saya biasanya sedia parfum botol kecil yang handy dengan wangi halus dan bisa di selipkan di kantong atau tas tangan. Ini akan membantu setidaknya menangkis bau badan tetangga duduk saya itu. Saran saya sih, lakukan cek apakah Anda punya masalah dengan bau badan. Pakailah roll on sebelum bepergian. Paling tidak ini akan mencegah orang menutup hidung di depan Anda.
Ada juga sih yang memakai wewangian extra keras sepertinya penumpang ini baru saja tercebur di tong percobaan pabrik pewangi.. hati hatilah memilih pewangi kala bepergian apalagi di pesawat di mana kedekatan fisik antar penumpang tak bisa di hindarkan. Sadarilah banyak juga orang yang menderita reaksi alergi terhadap wewangian tertentu.
Asyik Masyuk
Duduk di dekat pasangan yang punya gelagat akan berasyik masyuk juga tak enak, apalagi kalau Anda sendirian dan penerbangan waktu lama. Tak ada teman berbagi haha hihi sebagai balasan terhadap pasangan yang pamer kemesraan di samping Anda.
Saya pernah mendapatkan tempat duduk bersama pasangan muda di penerbangan Vancouver – Singapore. Sepanjang perjalanan saya Cuma bisa menelan air liur mendengarkan bunyi clepat clepot dan desah desah tak karuan. Entah apa yang terjadi dengan gerakan gerakan tak karuan di balik selimut itu. Yang jelas saya jadi gerah, meskipun temperature pesawat cukup dingin.
Jadi jika Anda bepergian berpasangan dan berniat bermesraan di pesawat, tolonglah sedikit berperasaan dengan tetangga satu barisan. Atau Anda secara tak sengaja akan menciptakan neraka pada tetangga duduk itu, Anda yang senang senang sementara dia menderita.
Ada juga tetangga penumpang yang rada norak dan membunyikan ipod atau MP3 nya dengan suara keras, meskipun ini jarang terjadi. Dalam salah satu penerbangan panjang dari Moskow ke Singapore, seorang penumpang anak muda mengeluarkan portable dvd player dan mulai memasangnya. Anehnya, bukan memakai earphone, dia membiarkan suara film koboy ala Rusia yang seru itu berdentam dentam sehingga penumpang di radius 3 barisan pun mendengarnya.
Sayang tidak ada satupun yang bergerak untuk mengingatkannya. Masuk akal juga karena sebagian besar penumpang lain di radius tersebut terlena dalam tidur mereka. Tapi tidak dengan saya. Suara itu terlalu mengganggu, tapi saya terlalu sungkan menegurnya, khawatir dia akan meninju saya. Ini memberi kesempatan saya untuk sedikit ngelaba ke salah satu pramugara ganteng di pesawat dan meminta dia menegur penumpang norak itu. Jangan sungkan meminta tolong pramugara dan ri bila Anda menemukan penumpang dari neraka, biarkan mereka dengan keahliannya mengkomunikasikan masalah ini.
Pikir punya pikir, kasihan sekali para pramugara dan pramugari menghadapi banyaknya ulah para penumpang dari neraka. Coba deh introspeksi diri, apakah Anda salah satunya?
No comments:
Post a Comment