http://community.kompas.com/read/artikel/2574
Kecil disayang. Besar ditendang. Butuh disayang, tak butuh dibuang. Itulah nasibku. Seperti Si Abang dalam lagu penyanyi kondang Lusi AB Three. “Ada uang Abang Sayang. Tak Ada Uang Abang Kutendang.” Bedanya, aku bukan abang-abang. Dan aku tak ada uang. Tapi aku bernilai lebih dari pada sekedar uang. Setiap bulan ibu dan bapak rumah tangga pasti membeliku lewat PAM.
Untuk para pebisnis, akulah si Emas Cair Bening. Hargaku lebih mahal dari bensin. Sebotol 500 ml diriku bisa berharga 2 ribu perak sampai puluhan ribu, tergantung namaku Agua, Aqua, Avian atau Perrier. Juga tergantung di mana aku ditemukan, di tangan para pedagang kaki lima atau di restoran dan hotel mewah.
Para ahli kesehatan menyebutku mu’jizat. Aku di puja puja semua orang. Aku ada di 99% tubuh manusia. Lebih dari 2/3 permukaan bumi diliputi aku, meskipun sebagian besarnya tak dapat digunakan manusia, karena kotor, payau, atau beracun. Aku sebagai si Bersih, cuma ada sekian persen saja di perut ibu bumi.
Di restoran, kantor, rumah, bahkan di jalanan, aku sudah menjadi Indonesian Idol. Setiap pagi semua orang mencari ku untuk di minum.. Aku juga membantu orang mandi, berwudhu, membasuh bagian terpenting badan mereka, dan membersihkan gigi dari jengkol dan sambal terasi sisa makan siang mereka. Di rumah-rumah, aku juga menjadi favorit, kalau aku bersih, kecil dan tidak membahayakan. Anak anak suka bermain denganku. Apalagi orang dewasa…
Kata pakar data statistik di negeri makmur sohor Amerika, Setiap hari nya, menurut data AWWA (American Water Works Association), setiap rumah tangga sederhana saja menghabiskan air bersih sebanyak 69.3 galon. Dan angka ini adalah potret penggunaan sederhana seperti mandi, mencuci baju dan piring, toilet, minum, siram pot tanaman (bukan taman/kebun), kebocoran keran air, memasak dan kebutuhan minor lainnya. Mungkin jika di Indonesia, angka ini lebih kecil. Tapi tetap saja signifikan.
Menurut Circle of Blue, organisasi yang peduli terhadap krisis air, dan UNESCO, badan dunia yang mengurus sains, edukasi dan budaya, dari 100% air di permukaan bumi, hanya 2,5% nya merupakan air bersih. Itupun hanya 0.3% dari 2,5 % tadi yang dapat diakses dan dinikmati oleh manusia.
Yang menarik, dari semua penggunaan dasar tadi, konsumsi diriku, air, terbanyak adalah untuk toilet, sebanyak 27%. Yang kedua terbanyak adalah untuk mencuci baju. Bahkan banyaknya konsumsi air untuk mandi hampir sebanding dengan banyaknya air terbuang karena kebocoran keran dan pipa.
Mungkin diantara Anda pembaca akan berkilah. “Jaka Sembung ketemu suku Asmat. Infonya enggak nyambung-nyambung amat…” Itu kan statistik Amrik apa hubungannya sama penggunaan domestik air di Indonesia? Yah maklumlah, susah cari data kongkrit statistik penggunaan air bersih rumah tangga di Indonesia.
Sebagai ilustrasi, kiranya cukuplah gambaran penggunaan diriku itu di sebuah rumah tangga. Yang jelas, hidupku lebih sering terombang ambing. Kadang di suka kadang di benci.
Sebagai ilustrasi, bila semua air di muka bumi ini bisa di masukkan dalam 100 buah gelas, maka hanya sepertiga dari segelas air saja yang bisa diakses dan digunakan oleh manusia. Herannya, dengan langkanya aku si bersih, orang masih saja mensia-siakan aku.
Kata manusia, yang konon mahluk Tuhan yang tercipta, yang paling pintar di seluruh jagat, aku penyebab banyak kejadian seperti banjir, jalan macet, atap bocor, bisnis surut . Banyak manusia menyalahkan ku karena menyebabkan banyak dari mereka kehilangan bisnis, harta berharga, tempat tinggal, dan kenyamanan. Apalagi datangku dalam bentuk hujan dan bah sering datang tak diundang. Hah, siapa bilang tak diundang?
Mahluk Tuhan yang mengaku paling pintar itu sebenarnya idiot! Tapi sok dan narsis abisss -meminjam istilah anak muda sekarang. Mereka sebenarnya sering mengundangku sebagai Si Kotor secara diam diam, tanpa mereka sadari. Kelakuan mereka itu lho! Pelan-pelan, sebenarnya mereka sedang melakukan usaha bunuh diri kolektif. Mereka menutup banyak permukaan bumi dengan bedak semen dan gedung yang sama sekali berbeda dengan bedak Revlon, memaksaku si Air Bersih untuk bergabung dengan air laut. Mereka membuang sampah tanpa rasa bersalah. Dan melakukan banyak perusakan lingkungan, termasuk memakai aku si Bersih secara jor-joran.
Ya. Aku disia-siakan, seperti istri yang disia-siakan suami berhubung ada WIL (Wanita Idaman Lain). Mentang-mentang nilaiku sebagai komoditi tak seindah berlian. Lihat saja sebagian orang masih melakukan praktek-praktek cuek. Mencuci tangan dan wajah dan bagian tubuh rahasia, dan alat-alat makan mereka seperti sedang mencuci kerbau dekil berlumpur yang memerlukan bertangki tangki air. Membiarkan aku mengalir merana sia-sia dari keran pada saat mereka nongkrong melamun sambil menunggu keluarnya ampas makan siang, menyikat gigi sambil ngobrol dengan temannya, atau sambil memencet jerawatnya dan bersenandung.
Kalau saja aku bisa bicara, aku pasti akan menjerit. STOP! Gunakan aku sewajarnya! Aku tahu ada diantara kalian para manusia akan berkilah. Ah rese’ deh lo! Duit-duit gue, air-air gue, hidup-hidup gue …
Tapi bayangkan kalau jutaan manusia berpola pikir dan berperilaku egois seperti ini, dari setetes bisa jadi se-ember. Dari se-ember bisa se-kolam… Perlahan, aku akan bernasib seperti badak Sumatra yang sebentar lagi akan tinggal nama. Kalau sudah begitu, musnah jugalah manusia…
Setiap orang bisa membantu menyelamatkanku, mencegahku untuk menjadi komoditi langka menyaingi langkanya orang jujur di republik ini, demi kelangsungan hidup mereka sendiri. Jurus sakti 13 untuk prinsip hemat air: dari setetes jadi se-ember
1. Hormati keberadaanku. Habiskan aku pada saat kau minum, baik di gelas maupun di tempat minum. Bila tidak mudah menghabiskan, buanglah di tempat yang bisa memanfaatkan sisa air tersebut, misalnya untuk menyiram tanaman.
2. Tempatkan aku di ember pada saat kau berwudhu atau mencuci tangan dan wajah, supaya sisa ku tidak kemana-mana. Aku masih bisa digunakan kok, misalnya untuk menyiram tanaman. Memang sih tak praktis, tapi bisa membantu menghemat penggunaanku dan menurunkan biaya tagihan PAM.
3. Gunakan air sisa bilasan terakhir cucian rumah tangga untuk mencuci bagian teras atau carport yang kotor.
4. Buat penadang air hujan yang bisa di pakai kembali untuk menyiram tanaman atau membersihkan barang-barang
5. Gunakan aku sewajarnya. Berhentilah membuatku mengalir sia-sia. Buka kran air hanya pada saat kau memerlukannya, dan tutup keran dengan seksama sehingga tak ada air menetes sia-sia.
6. Pastikan semua kran bebas bocor. Kran yang bocor menimbulkan tiga masalah. Air terbuang sia-sia. Rekening tagihan PAM melonjak, dan Anda rugi membayar sesuatu yang tidak anda gunakan.
7. Buatlah lubang biofor atau sumur serapan air di halaman rumah. Ini akan membantu keberlangsungan keberadaanku untuk mu.
8. Hindari menyiram toilet berlebihan bilamana tak diperlukan. Kalau sisa makan sudah tak terlihat, jangan menjadi paranoid dan terus menyiramkan aku. Aku akan terbuang sia-sia.
9. Mandikan tanaman dengan sisa bilasan terakhir cucian yang tidak mengandung bahan kimia. Usahakan memandikan tanaman pagi hari sebelum panas terik, supaya hemat air, karena tidak cepat menguap ke udara panas, tetapi menyerap ke tumbuhan dan akar.
10. Usahakan mengurangi waktu atau jatah air mandi Anda. Mandi dengan air banyak dan intensitas waktu lebih, tidak selalu berbanding lurus dengan hasil bersih.
11. Jangan membiarkan aku mengalir dari keran waktu Anda sikat gigi, cuci muka ataupun bercukur. Bukalah keran hanya waktu Anda siap menggunakannya. Keran air yang terbuka selama 1 menit akan membuang percuma 4 galon air, sama nilainya dengan membuang uang sebesar rp. 40.000 jika 1 galon aqua berharga rp. 10.000. Tidak percaya? Coba saja sendiri, eh jangan dong, itu namanya konyol!
12. Biarkan aku tinggal di sekitarmu. Jangan tutup semua permukaan ibu bumi dengan blok blok semen. Jika masih ada tanah, aku masih bisa bersembunyi di sana dan memberikanmu kehidupan.
13. Buatlah inspeksi rumah Anda, dimana semua anggota keluarga terlibat mencari adanya kerusakan dan kebocoran yang mengakibatkan penghamburan sumber daya sia-sia. Gantilah segera jika kran dan pipa di rumah Anda bocor. Betulkan yang rusak untuk mencegah kerugian lebih besar, jangan tunggu tanggal gajian. Kalau perlu, ngutang dan nge-bon dulu di toko tetanggga.
Ajaklah keluarga Anda, tetangga Anda, teman-teman Anda untuk lebih menghargai aku dan mepraktekkan gaya hidup trendy hebat hemat bersahabat dengan alam.
No comments:
Post a Comment