Thursday, August 23, 2012

Doa = Proposal


Supir taxi itu meminta waktu sebentar sewaktu akan membawa saya dari hotel Dusit Thani, di Pattaya ke airport di Bangkok.  Saya agak tercengang, minta waktu untuk apa? Dengan bahasa Inggris patah patah, dia bilang ingin berdoa dulu, supaya perjalanan selamat, dan rejekinya berkah.  Mesin mobil mati, saya lihat dia menangkupkan tangan, dan mulai melafalkan doa. Wow! 

Pembaca yang baik hati,
Seberapa serius/fokus kah kita manakala berdoa?  Mungkin Cuma ketika di tempat ibadah, atau setelah beribadah dan ketika kita menghadapi krisis.  Selebihnya?  Bagaimanakah kita berdoa?  Sekedarnya? Sambil lalu saja? (hmm, pasti ada yang protes ‘kita?’, ah kamu aja ‘kali…)


Pak Supir taxi Thailand itu memberikan tamparan virtualnya buat saya berdoa apa adanya, mengucap dengan nama Allah, kadang sambil lalu saja.  Sudah kebiasaan.  Sudah menjadi mekanik, tak berjiwa seperti robot saja.    Sepertinya tidak bersungguh sungguh.

Menurut saya, doa itu sifatnya hampir mirip proposal.  Bisa secara tertulis bisa juga non-verbal ketika mengajukannya.  Proposal seperti apa yang biasanya berhasil diterima?  Proposal dengan kesungguhan bukan ogah-ogahan ketika memintanya, proposal yang melibatkan usaha dari kedua pihak, peminta dan pihak yang bersetuju supaya bisa terwujud. 

Nah,  kalau proposal yang sungguh sungguh aja  belum tentu diterima, masa’ sih mengharap doa yang seadanya tanpa usaha diterima begitu aja?  Kita ini memang selfish ya!  ***
 
 
 

 

No comments: