“Mentang mentang letakmu di dalam, dan sudah tahunan tak ada yang mengagumimu, bukan berarti aku tak peduli denganmu. Kamu simbol keperempuanan, kesuburan, kesehatan dan keseksian. Kamu simbol eksistensi perempuan yang tak terbantahkan. Kali ini aku punya sesuatu yang istimewa. Sepotong kutang. Bukan sembarang kutang. Dari merek yang paling top di dunia. Dan model terbaru pula. Belum ada di Jakarta. Harganya juga tak kira kira. Hayo kurang apa?”
Lalu dua potong simbol perempuan itu menyahutiku: “Tak kurang apa sih. Kami berterima kasih, kutang itu membuat kami terlihat lebih seksi. Dan membuatmu lebih percaya diri. Sayangnya, Cuma sekali saja kami nikmati. Saat ini, kawatnya meletot kesana sini, ih! Pembantumu, membilas memeras kutang kotor, seperti memeras santan. Sembari emosi, dihabisinya kutang kami…”
Lalu dua potong simbol perempuan itu menyahutiku: “Tak kurang apa sih. Kami berterima kasih, kutang itu membuat kami terlihat lebih seksi. Dan membuatmu lebih percaya diri. Sayangnya, Cuma sekali saja kami nikmati. Saat ini, kawatnya meletot kesana sini, ih! Pembantumu, membilas memeras kutang kotor, seperti memeras santan. Sembari emosi, dihabisinya kutang kami…”
No comments:
Post a Comment