Mintalah maka kau akan mendapatkan. Dahsyat sekali pernyataan ‘the Law of
Attraction” itu. Aku baru saja
membuktikannya lagi lewat Si Item Centil kucing campuranku bermata jelita
kuning lentera yang terlihat hidup dan bersinar diatas wajahnya yang hitam jelaga.
Sudah seminggu ini Centil mengidap rindu dendam terhadap kucing
jantan. Alam memberikannya rasa birahi
yang dipuaskannya lewat lolongan lolongan kerinduan memanggil jantan mana saja
yang diharapkannya lewat di depan rumahku.
Cuma satu ini lagi saja sisa kucingku.
Centil masih remaja. Seingatku
ini pertama kalinya dia mengidap birahi seperti ini. Berisiknya bukan main. Siang malam dia menangis melolong memanggil
penuh kerinduan… Karena tinggalnya di teras samping rumah yang berpagar tinggi
dan tertutup dari dunia luar, dan akses hanya lewat dalam rumah, dan pintu
pagar kandangnya itu, sungguh impiannya
untuk mendapatkan jantan dan memenuhi tuntutan alam birahinya hampir mustahil. Aku tak punya kucing jantan, dan tak akan
membiarkan Centil di halaman atau keluar, khawatir dia akan kabur atau dicuri orang.
Pagi itu, aku hampir pasti bahwa Centil sudah mulai
sinting. Sambil mengepel teras, kulihat
dari balik pagar pintu samping yang transparan, dia sedang tekun memandang tembok
samping dengan konsentrasi yang cukup tinggi.
Kupanggil dia. Biasanya menyahut
dengan berlari menghampiriku. Kuulang
beberapa kali. Dia bergeming. Tetap memandang dinding dengan nanar, tanpa
menoleh ke arahku sedikitpun. Aku yakin,
dan kasihan pada Centil. Dia bener bener
sudah sinting.
Sejurus kemudian, iseng aku buka jendela samping rumah untuk
menyapa Centil. Surprise! Tak dinyana, dipojok sana dia sedang
terkesima, saling memandang dengan seekor kucing jantan ganteng yang entah
darimana datangnya, seolah dijatuhkan dari langit! Aku terheran, semua pintu depan dan belakang
tertutup terkunci. Lewat mana ya? Si kucing jantan ganteng berbulu kuning
ini? Rupanya ada sebuah celah kecil dekat atap
yang tingginya dua meter lebih, dimana dia meloloskan diri dan masuk ke teras
samping rumah yang tertutup ini…
Kubiarkan mereka berdua masih saling pandang, berharap
Centil mendapatkan apa yang diinginkannya.
Lolongan tangis kerinduannya bermalam malam terbayar sudah. Panggilan Centil yang tak kenal putus asa, didengar si Jantan itu. Teras samping mendadak sepi. Mungkin mereka sedang saling berbisik, menata
perasaan sebelum tugas besar menunaikan panggilan alam hewani mereka. The law of attraction sedang membantu Centil mendapatkan cowok jantan idamannya, dan memuaskan dahaga kehewanannya…
Yang kutau, aku belajar dari peristiwa si Centil ini. Jika kita menginginkan sesuatu, bukan hal
yang mustahil untuk terjadi, seberapapun kelihatannya mustahil. Mungkin kita harus lebih berusaha, dan yakin
bahwa apa yang kita inginkan akan kita dapatkan.
Kisah Centil menginspirasiku bahwa apapun yang kita
inginkan, seberapapun kelihatannya mustahil, bagi alam semesta, tidak ada yang
mustahil. Tuhan mendengar doa dan impian,
sekalipun datangnya dari Centil, seekor kucing remaja hitam jelaga bermata
kuning lentera.**